![pola tanam kacang tanah pola tanam kacang tanah](https://kartian.my.id/wp-content/uploads/2021/01/125376472_10157873952021984_4073993505872702269_o1.jpg)
Pola tanam yang memberikan hasil dan pendapatan terbaik adalah: kacang tanah - jagung dengan nilai B/C 2,04 dan 1,91 dengan MBCR 4,95 disusul pola tanam kacang tanah - kacang tanah dengan B/C 2,04 dan 1,59 dengan MBCR 6,71 dan meningkatkan pendapatan masing-masing sebesar 66,50% dan 21,0% dibandingkan dengan pola petani. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kacang tanah varietas Tuban, jagung varietas Srikandi Kuning dan kedelai varietas Grobongan lebih adaptif pada lahan kering Kabupaten Parigi Moutong. Pada tahun ke dua perlakuan yang diuji adalah perbaikan pola tanam terdiri atas: 1) Pola tanam jagung - kacang tanah, 2) Kacang tanah – kacang tanah 3) Pola tanam jagung - kedelai dan 4) Pola tanam petani di analisis menggunakan B/C dan MBCR pada masing-masing pola tanam. Kedelai: argomulyo, grobongan dan eksiting. Anak petak terdiri dari tiga varietas dari masing-masing jenis palawija yaitu: 1) kacang tanah meliputi varietas Tuban, Bison dan eksisting, 2) Jagung: Lamuru, Srikandi Kuning dan eksisiting dan 3). Sebagai petak utama adalah tiga jenis palawija: (jagung, kacang tanah dan kedelai). Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak terpisah dengan 3 (tiga) ulangan. Tahun pertama bertujuan untuk mengetahui tingkat adaptasi varietas unggul baru tiga macam tanaman pangan. Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) tahun yaitu 2013-2014 dengan luasan 3 (tiga) ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tanam yang optimal dan kelayakan usahatani pada lahan kering. Pola tanam merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman. Crops rotation that produced the highest production and the best income were peanut-maize with B/C 2.04 and 11, respectively, with MBCR 4.95 followed by peanut-peanut with B/C 2.04 and 1.59, respectively, with MBCR 6.71 and the increase in farmers’ income at about 66.50% and 21.0% higher compared to existing farming system. Keywords: Dryland, superior variety,crop rottion and incameABSTRAKLahan kering merupakan sumberdaya alam yang tergolong fragil dan menjadi tantangan dalam pengembangannya untuk pencapaian swasembada pangan, khususnya jagung, kedelai dan kacang tanah. The results showed that Tuban variety for peanut, Srikandi Kuning variety for maize and Grobongan variety for soybean were more adaptable compared to other varieties. In the second year, the experiment was to improve crops rotation, analysed by BC ratio for four different rotations, which were: 1) Maize-peanut 2) Peanut-soybean 3) Maize-soybean 4) Common crops rotation practiced by local farmers using the existing varieties. The splite plot consisted of three varieties from each crop, as follow: Tuban, Bison and existing varieties for peanut Lamuru, Srikandi Kuning, and existing varities for maize Argomulyo, Grobongan and existing varieties for soybean. The experimental design for the first experiment was splite plot design putting the crops as the main plot (maize, peanut and soybean). In the first year, the experiment was conducted to find out the adaptable varieties. The research had been conducted for two years (2013-2014) in a three hectares area, devided into two experimental stages.
![pola tanam kacang tanah pola tanam kacang tanah](https://0.academia-photos.com/attachment_thumbnails/55201470/mini_magick20190115-7398-oaiha.png)
This research aimed to find out the new varieties which are adaptable to dryland, and to examine the best crop rotation of three main crops as well as the feasibilty of farming system di dryland. Crop rotation provides opportunities to increase crops and land’s productivity. Dryland is a fragile natural resource and becomes a challenge in gaining food self-sufficiency, especially in maize, soybean and peanut. ABSTRACT Improving Crop Rotation in Dryland at Parigi Moutong, Central Sulawesi.